Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) Sebagai Sebuah Pilihan Bagi Satuan Pendidikan
oleh: Ahmad Sakhowi Amin, M.Kom
Kurikulum Merdeka
disosialisasikan dan dilaksanakan di semua satuan pendidikan dengan tujuan
memperbarui proses pembelajaran yang dibatasi oleh pandemi. Pemerintah
menyediakan proses opsional untuk menerapkan kurikulum mandiri di sekolah,
yaitu; (1) belajar mandiri, (2) berbagi mandiri, (3) perubahan mandiri. Ketika
kurikulum swadaya diimplementasikan, tentu membawa pengaruh dan perubahan yang
signifikan bagi guru dan staf sekolah dalam hal manajemen pembelajaran,
strategi dan metode pembelajaran, metode pembelajaran dan bahkan proses
evaluasi pembelajaran. Hakikat belajar mandiri adalah memperdalam kemampuan
guru dan siswa untuk berinovasi secara mandiri dan meningkatkan kualitas
pembelajaran.
Kurikulum selalu dinamis, selalu dipengaruhi oleh perubahan faktor yang mendasarinya. Sekolah dapat memilih kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa untuk memfasilitasi pembelajaran dan menjadikan sekolah sebagai tempat belajar yang nyaman, aman dan menyenangkan. Kebutuhan masing-masing sekolah meliputi tujuan guru dan siswa, metode, materi, dan penilaian pembelajaran. Pengembangan mata kuliah mandiri lebih fleksibel, fokus pada materi dasar dan pengembangan karakter dan kemampuan mahasiswa. Berikut adalah beberapa fitur yang digunakan dalam kurikulum ini:
Pembelajaran berbasis proyek untuk mengembangkan soft skill dan karakter berdasarkan profil siswa Pancasila.
Fokus pada materi dasar untuk memberikan waktu untuk mempelajari keterampilan dasar secara mendalam termasuk: literasi dan numerasi.
Guru memiliki keleluasaan untuk membedakan pembelajaran berdasarkan kemampuan siswa.
Poster IKM Aksi Nyata: |
Dengan segala kelebihan dan kekurangan yang terkandung dalam kurikulum mandiri, siswa diharapkan memiliki karakter siswa Pancasila yang berkarakter tinggi, keberagaman global, kemandirian, gotong royong, berpikir kritis dan kreatif sehingga dapat mewujudkan Generasi Emas 2045 bersama Indonesia 2045 Visi Empat pilar pembangunan manusia, dan penguasaan iptek, pembangunan ekonomi berkelanjutan, pembangunan yang merata dan merata, penguatan ketahanan dan tata kelola negara, serta kemampuan menghadapi bangsa Indonesia terkini, yaitu korupsi, terorisme, narkoba, intoleransi, kemiskinan dan pengangguran menunggu.
Setelah membaca paparan diatas sebagai respon umpan balik "Mengapa Kurikulum Perlu Berubah?", Apa tanggapan Bapak/Ibu mengenai kurikulum merdeka dan perlunya kurikulum diubah?
1 comments:
iya sistem pembelajaran di indonesia sangat tidak standar, mengenai kurikulum saya lihat antar universtias, meskipun jurusan yg sama pun banyak perbedaan, baik D3, S1, dan S2. Saya kira ini yg menjadikan munculnya praktek proyek sporadis dari universitas yg tdk terpusat, dan cost tetap dibebankan ke mahasiswa, jadi biaya pendidikan sangat tinggi. Sedih lihatnya. Tapi memang kalau kita pada posisi Nadim Makarim juga nggak bisa berbuat radikal. Saya coba mengasah diri dan melebarkan spektrum penglihatan saya. Saat ini saya coba mau ngajar juga, insya Allah mulai Mei saya mau ikut pak Akhriza ngajar Data Mining secara online. Minimal menambah wawasan dan pengalaman. Kalau menunggu perubahan situasi kayaknya sulit, paling dari kita yang membuat perubahan, minimal kitanya sendiri yg berubah, karena keadaan berubah ekstrim cepat banget.
Posting Komentar