Senin, 29 Februari 2016

Border Gateway Protocol Routing (BGP)

Border Gateway Protocol atau lebih dikenal dengan nama BGP merupakan sebuah protokol routing inter Autonomous System (AS). Fungsi utama sistem BGP adalah untuk bertukar informasi network yang dapat dijangkau oleh sistem BGP lain, termasuk kedalamnya informasi yang terdapat dalam list autonomous system (AS). BGP berjalan melalui sebuah protokol transport, yaitu TCP.

Jenis-jenis BGP (Border Gateway Protocol)
Routing protokol BGP dibagi menjadi dua bagian besar yang berbeda berdasarkan fungsi, lokasi berjalannya sesi BGP, dan kebutuhan konfigurasinya :
1.      IBGP (Internal BGP)
Sesuai namanya, Internal BGP atau IBGP adalah sebuah sesi BGP yang terjalin antara dua router yang menjalankan BGP yang berada dalam satu hak administrasi, atau dengan kata lain berada dalam satu autonomous system yang sama. Sesi internal BGP biasanya dibangun dengan cara membuat sebuah sesi BGP antar sesama router internal dengan menggunakan nomor AS yang sana.

2.      EBGP (External BGP)
Kebalikannya dari IBGP, External Border Gateway Protocol atau sering disingkat EBGP berarti sebuah sesi BGP yang terjadi antara dua router atau lebih yang berbeda Autonomous System (AS) atau berbeda hak administratif. Tidak hanya sekedar beda nomor AS saja, namun benar-benar berbeda administrasinya. Jadi misalnya router dengan ISP ingin dapat bertukar routing informasi dengan menggunakan bantuan BGP, maka akan membuat sesi EBGP. Hal ini dikarenakan AS router dengan router ISP dibuat berbeda.

Karakter BGP Routing
Dalam routing BGP ada bebrapa karakter diantaranya sebagai beriku:
1.      Digunakan untuk merutekan trafik internet antar autonomous system.
2.      BGP adalah Path Vector routing protocol.Dalam proses menentukan rute-rute terbaiknya selalu mengacu kepada path yang terbaik dan terpilih yang didapatnya dari router BGP yang lainnya.
3.      Router BGP membangun dan menjaga koneksi antar-peer menggunakan port nomor 179.
4.      Koneksi antar-peer dijaga dengan menggunakan sinyal keepalive secara periodik.
5.      Metrik (atribut) untuk menentukan rute terbaik sangat kompleks dan dapat dimodifikasi dengan fleksibel.
6.      BGP memiliki routing table sendiri yang biasanya memuat prefiks-prefiks routing yang diterimanya dari router BGP lain.

Cara Kerja BGP Routing
BGP bekerja dengan cara memetakan sebuah tabel IP network yang menunjuk ke jaringan yang dapat dicapai antar Autonomous System (AS). Hal ini digambarkan sebagai sebuah protokol path vector. BGP tidak menggunakan metrik IGP (Interior Gateway Protocol) tradisional, tapi membuat routing decision berdasarkan path, network policies, dan ruleset. BGP diciptakan untuk menggantikan protokol routing EGP (Exterior Gateway Protocol) yang mengijinkan routing secara tersebar sehingga tidak harus mengacu pada satu jaringan backbone saja.
Routing protokol BGP baru dapat dikatakan bekerja pada sebuah router jika sudah terbentuk sesi komunikasi dengan router tetangganya yang juga menjalankan BGP. Sesi komunikasi ini adalah berupa komunikasi dengan protokol TCP dengan nomor port 179. Setelah terjalin komunikasi ini, maka kedua buah router BGP dapat saling bertukar informasi rute. Router perlu melakukan pemilihan rute terbaik ketika mendapatkan dua atau lebih rute untuk menuju ke suatu lokasi di luar. Biasanya sebuah router BGP mungkin saja mendapatkan sebuah rute lebih dari dua, tergantung pada banyaknya sesi BGP yang dibentuk dengan tetangga-tetangganya. Semakin banyak sesi BGP dengan router tetangga, maka router tetangga tersebut akan mengirimkan banyak rute yang diketahuinya, sehingga mungkin saja ada yang sama.
Ketika dihadapkan pada dua jalan dengan tujuan yang sama, maka tugas router BGP adalah harus memilih salah satu jalan untuk digunakan meneruskan informasi yang dibawanya. Jalan yang dipilih haruslah jalan yang terbaik  yang  ada  saat  itu  untuk  dapat  meneruskan informasi sebaik mungkin. Untuk memilih salah satu jalan tersebut, router BGP akan langsung menjalankan prosedur pemilihan rute terbaik.
Untuk membentuk dan mempertahankan sebuah sesi BGP dengan router   tetangganya, BGP mempunyai mekanismenya sendiri yang unik. Pembentukan sesi BGP ini melibatkan paket-paket pesan yang terdiri dari empat macam. Paket-paket tersebut adalah sebagai.

EIGRP ( Enhanched Interior Gateway Routing Protocol)

EIGRP ( Enhanched Interior Gateway Routing Protocol) adalah routing protocol yang hanya diadopsi oleh router cisco atau sering disebut sebagai proprietary protocol pada cisco, dimana EIGRP ini hanya bisa digunakan sesama router cisco. EIGRP menggunakan formula berbasis bandwidth dan delay untuk menghitung metric yang sesuai dengan suatu rute. EIGRP melakukan konvergensi secara tepat ketika menghindari loop. EIGRP tidak melakukan perhitungan-perhitungan rute seperti yang dilakukan oleh protocol link state. Hal ini menjadikan EIGRP tidak membutuhkan desain ekstra, sehingga hanya memerlukan lebih sedikit memori dan proses dibandingkan protocol link state.
Konvergensi EIGRP lebih cepat dibandingkan dengan protocol distance vector. Hal ini terutama disebabkan karena EIGRP tidak memerlukan fitur loopavoidance yang pada kenyataannya menyebabkan konvergensi protocol distance vector melambat. Hanya dengan mengirim sebagian dari routing update (setelah seluruh informasi routing dipertukarkan). EIGRP mengurangi pembebanan di jaringan. Salah satu kelemahan utama EIGRP adalah protocol Cisco-propritary, sehingga jika diterapkan pada jaringan multivendor diperlukan suatu fungsi yang disebut route redistribution. Fungsi ini akan menangani proses pertukaran rute router di antara dua protocol link state (OSPF dan EIGRP). EIGRP sering disebut juga hybriddistance- vector routing protocol, karena EIGRP ini terdapat dua tipe routing protocol  yang digunakan, yaitu distance vector dan link state. 

Algoritma Floyd-Warshall

Algoritma Floyd-Warshall memiliki input graf berarah dan berbobot (V, E), yang berupa daftar titik (node/vertex V) dan daftar sisi (edge E). Jumlah bobot sisi-sisi pada sebuah jalur adalah bobot jalur tersebut. Sisi pada E diperbolehkan memiliki bobot negatif, akan tetapi tidak diperbolehkan bagi graf ini untuk memiliki siklus dengan bobot negatif. Algoritma ini menghitung bobot terkecil dari semua jalur yang menghubungkan sebuah pasangan titik, dan melakukan sekaligus untuk semua pasangan titik terpendek diantara semua pasangan simpul. Algoritma ini mengijinkan bobot sisi negatif. Langkah-langkah dari algoritma Floyd-Warshall adalah sebagai berikut (Budiarsyah dan Dibi Khairurrazi , 2010) :

1. Langkah awal
    Untuk menentukan shortest path dengan menggunakan algoritma Floyd Warshall adalah dengan merepresentasikan suatu graf sebagai suatu matriks berbobot.  Format output berupa matriks n x n berjarak D = [dij] dimana dij merupakan jarak dari vertex  i ke j. 

2. Langkah kedua
    melakukan dekomposisi Floyd-Warshall dengan urutan : 
      dij(k) merupakan panjang dari shortest path dari i ke j, sehingga semua vertex intermediate yang terdapat pada path (jika ada) terkumpul pada {1,2,....,k} 
      dij(0) dikumpulkan pada wij, yaitu tidak ada vertex intermediate. 
      D(k)  menjadi matriks n x n [dij(k)] 
      Tentukan dij(n) sebagai jarak dari i ke j kemudian hitung D(n) 
      Hitung D(k) untuk k = 0,1,...., n 
3. Langkah ketiga
    Menentukan struktur shortest path. Dalam hal ini, harus dilakukan dua pengamatan terlebih dahulu sebelum melangkah lebih jauh, yaitu : 
•    Sebuah shortest path tidak memuat vertex yang sama sebanyak dua kali 
•    Untuk sebuah shortest path dari i ke j dengan beberapa vertex intermediate pada path dipilih dari kumpulan {1, 2, ...., k}, dengan kemungkinan :
a)    k bukan merupakan vertex pada path (path terpendek memiliki panjang dij(k-1)).
b)    k merupakan vertex pada path (path terpendek memiliki panjang dij(k-1) + dij(k-1)). 
•    Setelah melakukan pengamatan diatas, kemudian dlakukan penentuan shortest path dari i ke j yang memuat vertex k. 
•    Shortest path tersebut memuat sebuah subpath dari i ke k dan sebuah subpath dari k ke j. 
•    Setiap subpath hanya dapat memuat vertex intermediate pada {1, ..., k-1} dan sedapat mungkin memiliki nilai terpendek, kemudian beri nama panjangnya dik(k-1) dan dkj(k-1) sehingga path  memiliki panjang dik(k-1)  + dkj(k-1). 

4. Langkah terakhir
Melakukan iterasi yang dimulai dari iterasi ke 0 sampai dengan n. Perhitungan yang dilakukan adalah : 
•    Menentukan D(0)  (iterasi ke 0) = [wij] merupakan matriks bobot. 
•    Menentukan D(k)  dengan menggunakan rumus ,  dij(k)  = min {dij(k-1), dik(k-1) + dkj(k-1)}, untuk k = 1, ..., n dimana n adalah jumlah vertex. 

Hasil akhir dari algoritma Floyd-Warshall adalah matriks untuk iterasi ke n. Dari matriks ke-n ini, dapat dilihat shortest path untuk setiap vertex pada suatu graph.

Minggu, 28 Februari 2016

Mikrotik RouterOS

Mikrotik didesain untuk mempermudah dalam konfigurasi management bandwitdh yang berbentuk sistem operasi dan perangkat lunak yang digunakan untuk memfungsikan komputer sebagai router. Router tersebut dilengkapi dengan berbagai fasilitas dan alat, baik untuk jaringan kabel maupun nirkabel. Mikrotik sekarang ini banyak digunakan oleh ISP, penyedia hotspot atau pun oleh pemilik warnet (Iwan, 2012).

Mikrotik dikenal dengan kestabilan, kualitas kontrol dan fleksibilitas untuk  berbagai jenis paketdata dan penanganan proses rute atau lebih dikenal dengan istilah routing. Sedangkan aplikasi yang dapat diterapkan dengan Mikrotik selain routing adalah aplikasi kapasitas akses (Bandwidth), Firewall, Wireless Access Point (WiFi), Backhaul Link, Sistem Hotspot, Virtual Private Network (VPN) Server dan masih banyak lainnya. 

Berikut ini adalah jenis-jenis Mikrotik : 
1. Mikrotik RouterOS yang berbentuk software, dapat diinstal pada komputer rumahan (PC).
2. Built-In Hardware Mikrotik, dalam bentuk perangkat keras yang khusus dikemas dalam board router yang didalamnya sudah terinstall Mikrotik RouterOS.

Jumat, 26 Februari 2016

Routing OSPF (Open Shortest Path First) Bagian II

OSPF (Open Shortest Path First) merupakan interior routing protocol yang  digunakan untuk menghubungkan router – router yang hanya dapat bekerja dalam jaringan suatu organisasi atau perusahaan. 

OSPF juga merupakan routing protokol yang berstandar terbuka. Maksudnya adalah routing protokol ini bukan ciptaan dari vendor manapun. Dengan demikian, siapapun dapat menggunakannya, perangkat manapun dapat kompatibel dengannya, dan di manapun routing protokol ini dapat diimplementasikan. OSPF merupakan routing protokol yang menggunakan konsep hirarki routing, artinya OSPF membagi-bagi jaringan menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan-tingkatan ini diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelompokan area.

Dengan menggunakan konsep hirarki routing ini sistem penyebaran informasinya menjadi lebih teratur dan tersegmentasi, tidak menyebar ke sana ke mari dengan sembarangan. Efek dari keteraturan distribusi routing ini adalah jaringan yang penggunaan bandwidth-nya lebih efisien, lebih cepat mencapai konvergensi, dan lebih presisi dalam menentukan rute-rute terbaik menuju ke sebuah lokasi. OSPF merupakan salah satu routing protokol yang selalu berusaha untuk bekerja demikian. Teknologi yang digunakan oleh routing protokol ini adalah teknologi link State yang memang didesain untuk bekerja dengan sangat efisien dalam proses pengiriman update informasi rute. 

Hal ini membuat routing protokol OSPF menjadi sangat cocok untuk terus dikembangkan menjadi network berskala besar. Pengguna OSPF biasanya adalah para administrator jaringan berskala sedang sampai besar. Jaringan dengan jumlah router lebih dari sepuluh buah, dengan banyak lokasi-lokasi remote yang perlu juga dijangkau dari pusat, dengan jumlah pengguna jaringan lebih dari lima ratus perangkat komputer, mungkin sudah layak menggunakan routing protocol ini (Iwan, 2012).

Karakteristik OSPF
Karakteristik dari protokol routing OSPF adalah sebagai berikut :
1. setiap router yang berada dalam satu domain, memiliki database yang identik satu sama lain.
2. jaringan yang berukuran besar akan dipecah menjadi area-area yang lebih kecil.
3. jalur yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan umumnya lebih dari 2 area
4. tidak mengandung rute berulang.

Keuntungan dan Kerugian OSPF
Pada protokol OSPF, setiap router akan menghitung rute secara independen terhadap router lainnya. Keuntungan dari protokol routing link state adalah:
1. bereaksi secara cepat terhadap perubahan yang terjadi di jaringan.
2. paket yang dikirimkan berukuran sangat kecil.

Sedangkan kerugian yang dimiliki oleh protokol routing OSPF adalah :
1. membutuhkan memori berukuran besar.
2. lebih sulit untuk dikonfigurasi.

Kamis, 25 Februari 2016

Routing OSPF (Open Shortest Path First) Bagian I

Routing Open Shortest Path First (OSPF) adalah sebuah routing protocol standard terbuka yang telah diimplementasikan oleh sejumlah besar vendor jaringan. Alasan untuk mengkonfigurasi OSPF dalam sebuah topologi adalah untuk mengurangi overhead (waktu pemrosesan) routing, mempercepat convergance,serta membatasi ketidakstabilan network disebuah area dalam suatu network.

OSPF Message Encapsulation terjadi pada lapisan data-link dengan nomor protocol 89. Data field ini dapat berisi salah satu dari lima tipe paket OSPF. Pada IP packet header, alamat tujuannya mempunyai dua alamat multicast yaitu 224.0.0.5 dan 224.0.0.6 namun yang diset cukup salah satu dari alamat tersebut. Bila paket OSPF diencapsulasi di sebuah frame Ethernet, alamat tujuan dari MAC address juga merupakan sebuah alamat multicast, yaitu 01-00-5E-00-00-05 dan 01-00-5E-00-00-06. Semua paket OSPF mempunyai 24 byte yang berisikan informasi yang diperlukan. Packet header ini terdiri dari berbagai bidang seperti jenis-jenis paket OSPF, router ID serta alamat IP dari router yang mengirimkan paket.


Ada 5 tipe paket yang digunakan OSPF, yaitu :

*. Hello packet -> untuk menemukan serta membangun hubungan antar tetangga router OSPF. 
*. Database Description (DBD)-> untuk mengecek singkronisasi database antar router.
*. Link-State Request (LSR) -> meminta spesifikasi link-state records antara router satu dengan yang lain.
*. Link-State Update (LSU) -> mengirimkan permintaan spesifikasi link-state records.
*. Link-State Acknowledgement (LSAck) -> menerima paket link-state.

Hello Packet
Hello Packet digunakan untuk menemukan serta membentuk suatu hubungan tetangga antara router OSPF. Untuk membentuk hubungan ini router OSPF akan mengirimkan paket berukuran kecil secara berkala ke jaringan. Paket inilah yang disebut dengan Hello packet. Paket ini juga mengadpertensikan router mana saja yang akan menjadi tetangganya. Pada jaringan multi-access Hello Packet digunakan untuk memilih Designated Router (DR) dan Back-up Designated Router (BDR). DR dan BDR akan menjadi pusat komunikasi seputar informasi OSPF dalam jaringan tersebut.

Network Mask pada format Hello packet merupakan mask dari interface jaringan dari OSPF yang sedang berjalan. Subnet-Mask nya 0.0.0.0 (4 byte). 
Hello Interval biasanya multicast (224.0.0.5). Merupakan jumlah detik antara hello packet, biasanya 10 detik pada link point-to-point dan 30 detik pada NBMA / link broadcast.

Options merupakan kemampuan opsional yang dimiliki router.

RTR Prio digunakan dalam pemilihan DR dan BDR. Router dengan nilai priority tertinggi akan menjadi DR. Router dengan nilai poriotity di urutan kedua sebagai BDR. Secara default semua router OSPF memiliki nilai priority 1. Dengan Range priority mulai dai 0 hingga 255. Bila prioritasnya 0 berarti router tersebut tidak memenuhi syarat dalam pemilihan DR dab BDR, sedangkan nilai 255 menjamin sebuah router menjadi DR. Jjika dua buah router memiliki nilai priority sama, maka yang menjadi DR dan BDR adalah router yang memiliki nilai router ID tertinggi dalam jaringan.

Router Dead Interval merupakan jumlah dalam hitungan detik sebelum tetangga dinyatakan down. Secara default dead interval adalah 4 kali hello interval. 
Designated Router bertujuan untuk mengurangi jumlah flooding pada media multiaccess.
Backup Designated Router bertujuan sebagai cadangan dari DR. Selama flooding berlangsung, BDR tetap pasif.

Neighbor berisi ID dari setiap router tetangga.


Database Description (DBD)

DBD digunakan selama pertukaran database. Paket DBD pertama digunakan untuk memilih hubungan master dan slave serta menetapkan urutan yang dipilih oleh master. Pemilihan master dan slave berdasarkan router ID tertinggi dari salah satu router. Router dengan router ID tertinggi akan menjadi master dan memulai sinkronisasi database. Router yang menjadi master akan melakukan pengiriman lebih dulu ke router slave. Peristiwa ini di istilahkan fase Exstart State. Setelah fase Exstart State lewat, selanjutnya adalah fase Exchange. Pada fase ini kedua router akan saling mengirimkan Database Description Packet. Bila si penerima belum memiliki informasi yang terdapat dalam paket tersebut, maka router pengirim akan memasuki fase Loading State. Dimana fase ini router akan mengirimkan informasi state secara lengkap ke router tetangganya. Setelah selesai router-router OSPF akan memiliki informasi state yang lengkap dalam databasenya, ini disebut fase Full State.

Link-State Request (LSR)

LSR akan dikirim jika bagian dari database hilang atau out of date. LSR juga digunakan setelah pertukaran DBD selesai untuk meminta LSAs yang telah terjadi selama pertukaran DBD.

Link-State Update (LSU)
LSU mengimplementasikan flooding dari LSAs yang berisi routing dan informasi metric. LSU dikirim sebagai tanggapan dari LSR. 

Link-State Acknowledgement (LSAck)

OSPF membutuhkan pengakuan untuk menerima setiap LSA. Beberapa LSA dapat diakui dalam sebuah paket single link-state acknowledgement. Paket ini dikirim sebagai jawaban dari packet update link state serta memverifikasi bahwa paket update telah diterima dengan sukses. LSAck akan dikirim sebagai multicast. Jika router dalam keadaan DR atau BDR maka pengakukan dikirim ke alamat multicast router OSPF dari 224.0.0.5 sedangkan bila router dalam keadaan tidak DR atau BDR pengakuan akan dikirim kesemua alamat multicast router DR dari 224.0.0.6


Senin, 01 Februari 2016

Jaringan Tanpa Kabel (Wireless Network)

Jaringan tanpa kabel atau biasa disebut dengan Wireless Network adalah suatu jaringan komputer tanpa kabel yang menggunakan media pengantarnya berupa gelombang radio atau cahaya infrared. Jaringan tanpa kabel merupakan suatu pemecahan terhadap komunikasi yang tidak bisa dilakukan dengan jaringan yang menggunakan kabel. (Andi Micro,2011)

1.                  Bluetooth
Bluetooth adalah teknologi yang digunakan untuk menghubungkan jaringan wireless diantara alat-alat elektronik yang jaraknya 10 m. Mengijinkan pengguna untuk mengirim sinyal dan mentransfer data diantara alat-alat yang terhubung. Bluetooth menggunakan gelombang 2,4 GHz dan mengirim data sampai 1 Mbps. (Andi Micro,2011)

2.         Infrared
            Infrared adalah teknologi yang sering digunakan untuk remote control dan jalur transmisi. Bisa untuk transfer data antara 2 alat. Kapasitas data yang keluar melalui infrared sampai 4 Mbps. Very Fast Infrared (VFIR) merupakan protokol baru yang dapat mengirim data sampai 16 Mbps.

3.         Wireless Fidelity (WiFi)
            Wifi adalah teknologi wireless yang didasari pada spesifikasi IEEE 802.11 beroperasi di gelombang 2,4 GHz sama seperti bluetooth, dan menyediakan kecepatan maksimal 11 Mbps.

Perbandingan Jenis WiFi
Standard
802.11 b
802.11 a
802.11 g
802.11 n
Jangkauan Frequensi
2.4 GHz
5 GHz
2.4 GHz
2.4 GHz
Maksimal perpindahan data (Teori)
11 Mbps
54 Mbps
54 Mbps
65-600 Mbps
Efektif perpindahan data
5 Mbps
11-8 Mbps
20-25 Mbps
65-600 Mbps
Luas Jangkauan
100 m
20 m
11 m
400   
(Sumber : http://mikrotik.co.id/artikel_lihat.php?id=15)

ACCESS INFORMATION



Buka Semua | Tutup Semua

Sedang Perbaikan
Sedang Perbaikan
Silakan kirim pesan dan saran Anda,

Ahmad Sachowi Amin

Selamat Datang di Blog Saya, cybermatika.net.
Hobi saya adalah Belajar dan Belajar, entah yang penting bermanfaat untuk orang lain.Sharing adalah jalan saya, sharing dengan siapa saja yang penting memberi manfaat bagi saya.Ilmu adalah Cara saya, cara saya untuk belajar dan sharing tentang banyak hal.