Menyebarkan Pemahaman
Merdeka Belajar
Oleh: Taviv Kresnha Yudiono
Kurikulum Merdeka disosialisasikan dan
dilaksanakan di semua satuan pendidikan dengan tujuan memperbarui proses
pembelajaran yang dibatasi oleh pandemi. Pemerintah menyediakan proses opsional
untuk menerapkan kurikulum mandiri di sekolah, yaitu; (1) belajar mandiri, (2)
berbagi mandiri, (3) perubahan mandiri. Ketika kurikulum swadaya
diimplementasikan, tentu membawa pengaruh dan perubahan yang signifikan bagi
guru dan staf sekolah dalam hal manajemen pembelajaran, strategi dan metode
pembelajaran, metode pembelajaran dan bahkan proses evaluasi pembelajaran.
Hakikat belajar mandiri adalah memperdalam kemampuan guru dan siswa untuk berinovasi
secara mandiri dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
Kurikulum selalu dinamis, selalu
dipengaruhi oleh perubahan faktor yang mendasarinya. Sekolah dapat memilih
kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa untuk memfasilitasi
pembelajaran dan menjadikan sekolah sebagai tempat belajar yang nyaman, aman
dan menyenangkan. Kebutuhan masing-masing sekolah meliputi tujuan guru dan
siswa, metode, materi, dan penilaian pembelajaran. Pengembangan mata kuliah
mandiri lebih fleksibel, fokus pada materi dasar dan pengembangan karakter dan
kemampuan mahasiswa. Berikut adalah beberapa fitur yang digunakan dalam
kurikulum ini:
1.
Pembelajaran berbasis
proyek untuk mengembangkan soft skill dan karakter berdasarkan profil siswa
Pancasila.
2.
Fokus pada materi dasar
untuk memberikan waktu untuk mempelajari keterampilan dasar secara mendalam
termasuk: literasi dan numerasi.
3.
Guru memiliki
keleluasaan untuk membedakan pembelajaran berdasarkan kemampuan siswa.